Kemenag Luncurkan Progam Bimbingan Masyarakat Katolik 3T, Kappus Khonghucu: “Semoga Bermanfaat bagi Umat Katolik dan Bangsa”

Kementerian agama (Kemenag) RI meluncurkan progam bimbingan masyarakat Katolik untuk Wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T)", Kamis 16 Mei 2024.

Progam tersebut merupakan upaya dalam memperkokoh pembinaan masyarakat Katolik dalam menjalankan aktivitas keagamaan dan Pendidikan di sejumlah wilayah 3T di Indonesia.

Sejumlah bantuan berupa fasilitas ibadah, penyerahan 42 unit sepeda motor bagi penyuluh agama Katolik, pemberian Alkitab braille bagi kaum tuna netra diberikan melalui penyerahan simbolisasi di Gedung Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).

Suparman, selaku Direktur Jenderal Bimbingan masyarakat Katolik menyebutkan progam tersebut memerlukan unsur-unsur penting dalam mendukung jalannya progam strategis bimbingan masyarakat Katolik di wilayah 3T. “Kami sangat menyadari pentingnya unsur-unsur tersebut untuk pelaksanaan progam strategis Katolik, khususnya di wilayah 3T.”

Tak hanya bantuan kendaraan dan fasilitas ibadah, Suparman menjelaskan sejumlah fasilitas Pendidikan turut dibangun melalui progam 3T. “Kemudian penyerahan dokumen keputusan Menteri Agama untuk LP3KN, juga izin pendirian SMA Katolik di Purwokerto dan Toraja. Terakhir ada launching 7 layanan berbasis online untuk umat Katolik yang sudah bisa diakses di aplikasi Pusaka Kemenag," tuturnya.

Kepala Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu, Dr. H. Susari, MA turut menghadiri peluncuran launching progam strategis Kemenag bagi wilayah 3T. Ia menyebutkan progam 3T amat dirasakan oleh masyarakat Katolik. “Program-progam strategis Menag bagi masyarakat Katolik sangat dirasakan oleh masyarakat di wilayah 3 T. Hal ini penting untuk meningkatkan layanan keagamaan yang merupakan tusi Kementerian Agama. Selamat untuk Ditjen Bimas Katolik semoga semua langkah yang dilaksanakan dapat bermanfaat bagi umat Katolik dan bangsa Indonesia.” Ucapnya.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang hadir pada acara tersebut, mengatakan bahwa progam ini juga merupakan cerminan praktik moderasi beragama agar semua agama di Indonesia dapat bebas dalam menjalankan ibadahnya. "Kami tidak akan berhenti untuk mengusahakan, mengikhtiarkan agar semua warga negara, apapun agamanya, memiliki kesempatan untuk beribadah sesuai dengan keyakinannya," ujarnya.

Tak hanya dihadiri Menag beserta jajarannya, acara tersebut juga turut dihadiri sejumlah media massa. ***


Berita LAINNYA