Toleransi di Era Digital 

Dr. Ongky Setio Kunconi, SH, SE, MM

Kehadiran teknologi bukan untuk menjadikan manusia menjadi lebih sulit atau menyulitkan kehidupan manusia. Kehadiran teknologi justru membawa peradaban baru agar manusia lebih bisa memanfaatkan untuk kesejahteraan manusia di bumi ini. Meskipun dalam kenyataannya kehadiran teknologi khususnya digitalisasi muncul tantangan baru. Perkembangan dunia digital telah menyasar di segala sisi kehidupan dan hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak dipengaruhi oleh proses digitalisasi. Masalahnya adalah bagaimana memanajemen masyarakat agar pengguna internet mampu menerima informasi dengan diimbangi kemampuan mengelolah informasi tersebut secara baik sehingga menjauhkan dari banyaknya masyarakat yang terpapar oleh informasi yang tidak benar. Manajemen masyarakat melalui pemahaman bahwa menjadi warga negara digital seperti menjadi warganegara yang hidup dilingkungan masyarakat yang majemuk, multikulturasi yang harus sopan santun (Li, Kesusilaan), penuh tenggang rasa (Zhong Shu) dengan tetap menjujung tinggi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia Pancasila. Kesadaran akan pentingnya etika moral sebagai landasan dalam pergaulan di ruang publik, mengingat hidup didunia digital dimana pengguna internent berasal dari berbagai negara yang memiliki berbagai perbedaan, berbagai figur di internent memungkinkan berlaku etis atau tidak etis. Maka ruang internet bukanlah ruang bebas tanpa batas. Kesadaran untuk menjaga etika moral dengan tetap menjadi teladan sebagai insan Indonesia dengan menjaga jati diri bangsa tetap menjadi prioritas utama.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini : 
1.Jati diri bangsa Indonesia dengan menerapkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dan tetap mempertahankan kearifan lokal, maka akan tetap memiliki karakter hidup toleransi, saling menghargai dan tetap menjaga nila kesopanan dalam pergaulan di dunia digital. Jika ini diterapkan, maka akan menjadi insan yang  memiliki tanggungjawab sebagai manusia moderat.

2.Dunia digital tidak harus ditakuti dan dihindari, karena menjadi bagian dari anugrah Tuhan. Adanya Covid -19 lalu adalah bentuk dari teguran Tuhan bahwa manusia jangan hidup dalam lingkungan sempit menyendiri, tetapi sudah saatnya membentuk kehidupan baru dunia yang tidak berkotak-kotak. Maka dunia digital diturunkan oleh Tuhan sebagai angugrah terbesar bagi umat dunia.

Hampir 5000 tahun lalu, dengan adanya Kitab Yi Jing sebagai Kitab Wahyu penciptaan Alam semesta dan manusia, telah diramalkan tentang dunia gigital. Dalam Babaran Agung(A) VIII : 42 Nabi Bersabda, " Sang Susilawan berdiam di kamarnya dan mengirim keluar kata-katanya. Kalau kata-katanya baik, biarpun berjarak diluar seribu li, akan mendapat sambutan juga :betapa pula kalau berjarak dekat. Sebaliknya, diam dikamar, dan mengirim keluar kata-katanya: kalau kata-kata itu tidak baik, akan menimbulkan tentangan meskipun berjarak di luar seribu li : lebih- lebih berjarak dekat ... ". Diam di kamar dan bisa mengirim berita hingga ribuan li merupakan bentuk dari kehidupan digital saat sekarang, melalui zoom kita bisa mengajarkan hal kebaikan, moralitas dan etika moral bahkan bisa merubah dunia baru menuju hidup harmoni. Maka tujuan dari kehidupan di dunia ini harus tetap diperjuangan dalam ruang digital, sehingga kehadiran digital tidak dimaknai negatif, melainkan membawa kesejahtetaan masyarakat dunia.

Hal hal yang perlu diperhatikan agar bisa hidup dan bertoleransi di ruang digital

1.Tatat hukum, dimanapun kita hidup mematuhi aturan menjadi landasan pokok. Mereka yang melanggar hal ini tentu akan mendapatkan sanksi. 

2.Kebenaran menjadi landasan dalam pergaulan di ruang publik. Hal ini menjadi pertimbangan pokok.

3.Kepentingan umum jangan sampai dikalahkan    dengan kebebasan yang diberikan
4.Menegakkan orang lain,  membantu dan menjadikan orang lain maju bersama akan menciptakan pergaulan yang lebih akrap dan kekeluargaan 5.Semua saudara, kita semua manusia ciptaan Tuhan yang sama, maka jangan sampai tindakan kita justru membuat pecah belah
6.Tidak mengharuskah dan kukuh. Memaksakan kehendak tidak akan bisa diterima secara umum.
7.Tenggang rasa, perlu adanya kesadaran akan tepa selira. 8.Menerapkan hal baru yang membawa kebaikan bersama
9.Melakukan lebih sehingga membawa kemajuan
10.Berpikir jauh, predikdi kedepan hal yang bakal terjadi, bisa diantisipasi 
11.Terus memperbaiki diri 
12.Berpikir tidak pada kontek diri kita, tapi pada kontek keseluruhan (Yin Yang) 

Jika 12 konsep diatas digunakan dalam pergaulan di dunia digital, maka akan terciptanya kehidupan digital yang sehat.


Jiangdao LAINNYA

Terbesar dan Terbaik

Toleransi di Era Digital 

Li Menyangkut Dimensi Ritual dan Etika 

Tahapan Iman Khonghucu 

Hidup adalah Kumpulan dari Penderitaan

Hubungan Wulun dan Datong

Tempat yang Mencerahkan