Menjadi Teladan yang Berkebajikan

Menjadi Teladan yang Berkebajikan

AFAT, S.Pd, kontributor artikel Jiangdao

Oleh张伟//AFAT, S.Pd

 

Salam Kebajikan, wéi dé dòng tiān 惟德动天.

Dào qīn 道亲 dan dào yǒu 道友 yang terkasih, kita sebagai manusia menyadari bahwa kehidupan yang tiān 天 berikan kepada insan manusia senantiasa kita syukuri dengan sebaik-baiknya, sebab berkah karunia tiān 天senantiasa tercurahkan kepada insan manusia.

Hidup manusia saling ketergantungan satu sama lain itu menunjukkan bahwa manusia sebagai mahluk sosial. Manusia saling menirukan, manusia saling berlomba-lomba, manusia saling membantu, dan saling ketergantungan itulah hakikat manusia sebagai mahluk sosial.

Sejatinya peran manusia itu berbeda-beda dan yang melatar belakangi perbedaan itu sendiri ada beberapa hal diantaranya: pekerjaan, sosial, budaya, dan agama. Dalam ruang lingkup tersebut selalu ada sosok pemimpin di dalamnya, seorang pemimpin itu yang dijadikan teladan (role model) oleh para anggotanya. Pemimpin itu laksana seorang guru, menjadi seorang teladan yang bertanggung jawab untuk memimpin, mendidik, dan mengajar.

Dalam agama Khonghucu sosok teladan yang memiliki kebajikan yang besar ialah zhì shèng kǒngzǐ 至圣孔子, salah satunya dapat dilihat dari sabda Nabi Kongzi yang tersurat di dalam kitab Sishu pada bagian  Lunyu V:26 pada ayat tersebut terjadi sebuah percakapan antara Nabi Kongzi dengan muridnya yang bertanya tentang cita-cita Nabi Kongzi, Cu-lo salah satu murid Nabi Kongzi bertanya cita-cita Nabi Kongzi, Nabi menjawab “Aku ingin membahagiakan orang-orang yang sudah lanjut usianya, bersikap dapat dipercaya kepada kawan dan sahabat, dan mengasuh para muda dengan kasih sayang”. Itulah cita-cita Nabi Kongzi yang menunjukkan bahwa Nabi bersikap berbakti, dapat dipercaya, dan berperi cinta kasih itu semua adalah kebajikan. Dalam kehidupannya Nabi Kongzi menjadi teladan bagi para murid-muridnya, sosok yang diagungkan dan dimuliakan karena besar Kebajikannya dan maha karyanya.

Dalam lingkup organisasi tidak semua pemimpin dijadikan sebagai teladan, yang di teladani oleh kebanyakan orang ialah karena kebajikannya, pemimpin yang berkebajikan akan di teladani dengan baik oleh para anggota dan pengikutnya.

Dalam kitab Sishu bagian Mengzi IV A : 2, Mengzi mengatakan “Jangka dan penyiku itulah yang paling baik untuk membentuk segi empat dan lingkaran. Para Nabi itulah teladan terbaik dalam hubungan manusia.” Sabda Mengzi tersebut mengatakan Para Nabi ialah teladan terbaik dalam hubungan manusia, para Nabi yang dimaksud ialah dimulai dari Nabi Purba Fuxi hingga Nabi Kongzi, para Nabi tersebut ialah bagian dari pada Rujiao, yang di teladani dari Nabi Purba ialah kebajikan dan maha karyanya yang bermanfaat bagi insan manusia.

Figur teladan dimulai dari lingkup yang terkecil yaitu:

Keluarga, hubungan yang baik antara orang tua dan anak, maka anak akan meneladani orang tuanya.

Sekolah, hubungan yang baik antara murid dan guru, maka murid akan meneladani gurunya

Masyarakat, hubungan yang baik antara yang muda dan yang tua, maka yang muda akan meneladani yang tua.

Tempat ibadah, hubungan yang baik antara pemuka/rohaniwan agama dan umat, maka umat akan meneladani pemuka/rohaniwan agama.

Negara, hubungan yang baik antara pemimpin dengan rakyat, maka rakyat akan meneladani pemimpinnya.

Semua yang diteladani dinilai dari kebaikannya, karyanya, jasanya kepada insan manusia, bukan karena keburukannya dijadikan seorang teladan.


Jiangdao LAINNYA

Inti Ajaran Kebaikan Confucius/Kongzi/ Kong Qiu

Menjadi Teladan yang Berkebajikan

Terbesar dan Terbaik

Toleransi di Era Digital 

Li Menyangkut Dimensi Ritual dan Etika 

Tahapan Iman Khonghucu 

Hidup adalah Kumpulan dari Penderitaan