Semangat Kebangsaan, Rújiào 儒教 Menyongsong Indonesia Emas 2045

Rumah Djiauw Kie Song

Penulis: Ipda Afat, S.Pd

Indonesia tengah menapaki perjalanan menuju satu abad kemerdekaan. Visi Indonesia Emas 2045 bukanlah sekadar mimpi tentang kemajuan ekonomi dan teknologi, tetapi juga tentang terwujudnya bangsa yang berkarakter luhur, kuat dalam persatuan, serta adil dan bermartabat. Dalam perjalanan panjang ini, seluruh elemen bangsa berperan, termasuk umat Rújiào atau agama Khonghucu, yang ajarannya telah sejak lama menjadi sumber nilai etis dan moral bagi kehidupan berbangsa.

Lima Kebajikan Utama Rújiào untuk Bangsa

Khonghucu menekankan ajaran tentang Lima Kebajikan Utama (Wu Chang) yang dapat menjadi inspirasi pembangunan karakter bangsa. Pertama,  仁Rén atau cinta kasih, yaitu sikap penuh peri kemanusiaan terhadap sesama. Kedua, 义Yì atau kebenaran, yakni keberanian menegakkan keadilan dalam setiap keadaan. Ketiga, Lǐ 礼 atau kesusilaan, yang menuntun manusia untuk hidup dengan tata krama, harmoni, dan penghormatan pada nilai luhur. Keempat, 智Zhì atau kebijaksanaan, yang mengarahkan setiap orang mengambil keputusan dengan penuh pengertian. Kelima, 信Xìn atau kepercayaan, yaitu ketulusan hati, menepati janji, dan dapat dipercaya.

Kelima kebajikan ini membentuk dasar akhlak dan integritas yang sejalan dengan falsafah bangsa Indonesia. 仁Rén bergema dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab. 义Yì berjalin dengan keadilan sosial. Lǐ 礼 sejalan dengan kehidupan bermasyarakat yang beradab. 智Zhì sepadan dengan kebutuhan bangsa akan generasi yang berpengetahuan dan bijaksana. Sedangkan 信Xìn seiring dengan amanah yang diletakkan rakyat pada pemimpin bangsa. Dengan demikian, ajaran Khonghucu bukan sesuatu yang baru, melainkan sumber nilai ajarannya sedari lama memperkokoh kebangsaan.

Djiauw Kie Siong: Keteladanan Penganut Khonghucu

Dalam sejarah Indonesia, keteladanan nyata seorang penganut Khonghucu hadir dalam sosok Djiauw Kie Siong, seorang pengusaha dari Rengasdengklok. Pada 16 Agustus 1945, rumahnya menjadi tempat aman bagi Bung Karno dan Bung Hatta sebelum proklamasi kemerdekaan dibacakan. Tindakan Djiauw Kie Siong penuh risiko, karena bisa membahayakan diri dan keluarganya apabila ketahuan pihak Jepang. Namun demi bangsa dan cita-cita Indonesia merdeka, ia dengan tulus membuka pintu rumahnya.

Sebagai seorang Khonghucu, tindakannya mencerminkan penghayatan lima kebajikan:  仁Rén melalui cinta kasih kepada tanah air dan bangsanya; 义Yì dalam keberanian menegakkan kebenaran meski berbahaya; Lǐ 礼 dalam kesusilaan bersikap dan bertutur kata dengan hormat di tengah masa genting;智Zhì  dengan kebijaksanaan membaca situasi sehingga dapat memberi perlindungan yang tepat; serta信Xìn, yakni ketulusan hati menyediakan tempat aman dengan kepercayaan penuh kepada jalan kemerdekaan.

Perannya yang monumental namun tersembunyi menunjukkan bahwa kemerdekaan Indonesia lahir dari perjuangan berbagai elemen bangsa, termasuk umat Khonghucu. Djiauw Kie Siong adalah simbol semangat kebangsaan yang melampaui sekat etnis maupun agama.

Rújiào Menyongsong Indonesia Emas

Kisah Djiauw Kie Siong memberi pelajaran bahwa umat Khonghucu memiliki peran strategis dalam perjalanan bangsa: mendidik generasi dengan karakter luhur, menjaga persatuan sosial melalui penghargaan pada keberagaman, serta menghidupkan lima kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai ini dapat menjadi modal bangsa untuk menapaki masa depan yang semakin kompleks.

Indonesia Emas 2045 hanya akan berhasil bila bangsa ini tidak melupakan pijakan moralnya. Teknologi, industri, dan pembangunan ekonomi menjadi kosong bila tidak disertai nilai cinta kasih, kebenaran, kesusilaan, kebijaksanaan, dan ketulusan. Umat Khonghucu, dengan ajaran Rújiào, hadir sebagai penjaga nilai tersebut mengantarkan bangsa menuju bentuk peradaban yang unggul secara lahiriah sekaligus luhur secara batiniah.

Semangat kebangsaan yang diperjuangkan hingga detik proklamasi lahir dari keberanian banyak pihak, termasuk seorang penganut Khonghucu seperti Djiauw Kie Siong. Ia adalah simbol bahwa kebajikan sejati bukanlah wacana, melainkan tindakan nyata yang mampu mengubah sejarah. Dengan melekatkan lima kebajikan dalam kehidupan kebangsaan, umat Rújiào berperan menjaga Indonesia tetap setia pada jati dirinya: bangsa yang bersatu, bermartabat, dan beradab.

Menyongsong tahun 2045, bangsa ini tidak hanya bertekad untuk maju, tetapi juga ingin dikenang sebagai bangsa yang beradab. Dengan semangat kebangsaan dan landasan kebajikan, Rújiào memberi kontribusi penting bagi perjalanan menuju Indonesia Emas 2045.


Jiangdao LAINNYA