Indahnya Berbagi Kebahagiaan

Flyer Ucapan Hari Tahun Baru Imlek dari Wakil Sekretaris Bidang Kerohanian MATAKIN

 

Penulis: Ws.Mulyadi Liang, S.Pd.Ing.,M.Ag.

- Wakil Sekretaris Bidang Kerohanian MATAKIN -

Salam Kebajikan, Wei De Dong Tian!

     Perayaan Tahun Baru Imlek/Kongzili 2576 pada tahun ini dirayakan bertepatan dengan tanggal 29 Januari 2025 berdasarkan sistim penanggalan Masehi. Namun, seringkali kita menjumpai adanya kekeliruan dalam penulisan ucapan selamat Tahun Baru Imlek yang ditulis berdasarkan tahun Masehi, hal itu tentu perlu diluruskan. Perlu diketahui bahwa penulisan angka tahun pertama penanggalan Imlek/Kongzili itu dihitung berdasarkan tahun pertama kelahiran Nabi Kongzi (551 sebelum Masehi).

     Sistem penanggalan Imlek lebih tepatnya disebut Im Yang Lek (Yin Yang Li) karena perhitungannya berdasarkan sistim peredaran bulan dan bumi mengelilingi matahari. Itulah sebabnya kita menuliskan angka tahun 2576 pada tahun ini. Apakah perayaan Tahu Baru Imlek hanya sekedar melaksanakan tradisi? Bagi umat Khonghucu perayaan Tahun Baru Imlek tentu bukan hanya sekedar menjalankan tradisi yang sudah berlangsung ribuan tahun, melainkan hal itu sarat dengan makna dan ritual yang wajib dilaksanakan dimulai pada saat menjelang maupun sesudah perayaan tahun baru.

     Berikut ini adalah beberapa hal dan kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh umat Khonghucu dalam merayakan Tahun Baru Imlek/Kongzili:

  1.      Hari Persaudaraan (Er shi sheng an) dilaksanakan satu minggu sebelum Tahun Baru Imlek tepatnya pada tanggal 24 bulan ke 12 penanggalan Imlek/Kongzili. Dimana umat Khonghucu wajib berderma atau bersedekah bagi kaum yang kurang mampu;
  2. Sembahyang kepada leluhur dilaksakan pada saat Maoshi (pk.13.00 15.00) menjelang tutup tahun lama;
  3. Sembahyang malam penunutupan tahun (Yuandan) dilaksanakan pada saat Zhishi mulai pukul 23.00 – 01.00 dini hari;
  4. Sembahyang Tahun Baru dilaksanakan tepat pada tanggal 1 bulan 1 Kongzili (Zheng Yue Chuyi), umat Khonghucu melaksanakan sembahyang di rumah atau ibadah bersama di Kelenteng/Miao atau Kongmiao;​​​​​​​
  5. Sembahyang besar kepada Tuhan Yang Maha Esa (Jing Tian Gong) dilaksanakan pada tanggal 8 menjelang 9 bulan 1 Kongzili pada saat Zhishi mulai pk. 23.00 – 01.00). Persiapan yang dilakukan umat dengan berpantang (Chizai) dimulai pada hari kedua setelah Tahun Baru sampai menjelang saat pelaksanaan sembahyang;​​​​​​​
  6. Sembahyang Shangyuan dilaksanakan pada saat Yuanxiao, pada saat antara Shenshi - Zhishi (pk. 15.00 – 01.00) tanggal 15 bulan 1 Kongzili. Yuanxiao melambangkan saat diturunkannya berkah atas penghidupan pada tahun yang berjalan, maka biasanya dilakukan sembahyang besar kepada para suci (Shenming) untuk keselamatan, keberkahan masyarakat, dan penghidupan.

Kisah Sup Batu

     Ada sebuah kisah yang sangat menarik tentang sup batu. Di sebuah desa kecil pada saat musim paceklik, penduduk desa tersebut merasa khawatir akan menderita kelaparan. Untuk menghadapi hal itu mereka berpikir lebih baik menyimpan persediaan makanan sendiri saja dan tidak perlu berbagi dengan siapa pun.

     Pada suatu hari, lewatlah dua orang prajurit yang baru kembali dari medan perang. Mereka merasa kelelahan dan lapar, lalu mereka pun mencoba untuk meminta makanan kepada penduduk sekitar, tapi tidak ada seorang pun yang mau memberikannya. Setiap orang yang dijumpainya selalu berkata, “Kami sudah tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan!” Mendengar hal itu, salah seorang prajurit berkata, “Oh baiklah, kalau begitu kami akan membuat sup batu!” Penduduk yang mendengarnya sangat heran dan menjadi penasaran apa sup batu itu?

     Selanjutnya si prajurit meminta bantuan kepada penduduk untuk disediakan kuali besar dan air untuk merebus batu tersebut. Kuali besar tersebut diletakkan di alun- alun desa agar bisa disaksikan oleh penduduk desa. Si prajurit mulai menyalakan api dan mengeluarkan tiga buah batu dari kantongnya lalu mereka memasukannya ke dalam kuali besar tersebut. Salah seorang prajurit berkata, “Wah sup yang enak butuh garam dan merica!” Seorang penduduk meminta putrinya untuk pulang ke rumah mengambil merica dan garam, karena itu bukan hal yang susah. Kemudian prajurit yang satunya lagi berkata, “Aku suka sekali sup yang pakai wortel, pasti akan lebih sedap sekali!” Salah seorang penduduk menyuruh anak laki-lakinya untuk mengambil wortel ke rumah.

     Setelah itu, prajurit berkata lagi, “Apakah kalian tahu dan pernah makan sup batu dengan daging. Rasanya sedap sekali seperti makanan seorang raja!” Ketika mendengar hal itu, si tukang daging yang menyembunyikan dagingnya selama ini akhirnya memberikan sepotong daging kepada si prajurit. Demikian seterusnya, akhirnya banyak penduduk yang memberikan sayuran, kentang, bumbu-bumbu dan sebagainya. Wah sup ini nikmat sekali kalau disantap dengan roti. Dengan senang hati ada penduduk yang membawakan roti. Akhirnya semua penduduk dibagikan sup itu dan mereka menyantapnya bersama- sama dengan penuh suka cita.

     Kisah demikian mengajarkan kita tentang kekuatan berbagi dan kebersamaan. Di tengah kesulitan dan ketakutan tidaklah mudah untuk berbagi dan hanya memikirkan diri sendiri saja.

  • Dalam hidup kita sering merasa seperti sedang menghadapi musim paceklik baik secara fisik, emosional maupun spiritual. Namun ketika kita berbagi, kita tidak hanya dapat membantu orang lain, melainkan kita juga memperkaya diri kita sendiri.​​​​​​​
  • Kebaikan kecil yang kita berikan bisa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dan membawa kebahagiaan bagi orang banyak.​​​​​​​
  • Jadi ingatlah kisah sup batu ini, ketika anda merasa kekurangan mungkin solusinya bukan dengan menyimpan semuanya untuk diri sendiri tapi dengan berbagi; karena dengan berbagi anda akan menemukan kekuatan, kebahagiaan, dan menciptakan keajaiban.

     Hal apa saja yang diajarkan oleh Nabi Kongzi tentang semangat untuk berbagi?

  1. “Seorang yang berperi Cinta Kasih ingin dapat tegak, maka ia berusaha membantu agar orang lain pun tegak; ia ingin maju maka ia berusaha agar orang lainpun maju”​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ Furen zhe, jiyu li er liren, jiyu da er daren (Lunyu VI:30:3)
  2. “Seorang yang penuh Cinta kasih menggunakan harta untuk mengembangkan diri. Seorang yang tidak berperi Cinta kasih, mengabdikan dirinya untuk menumpuk harta”​​​​​​​Ren zhe yi facai shen, bu ren zhe yi shen facia (Daxue X:20)​​​​​​​
  3. Nabi bersabda, “Dengan makan nasi kasar, minum air tawar dan tangan dilipat sebagai bantal, orang masih mendapatkan kebahagiaan di dalamnya. Maka harta dan kemuliaan yang didapat tidak berlandaskan Kebenaran, bagiku laksana awan yang berlalu saja” Zi yue: fanshu shiyin shui, qugong er zhenzhi, leyi zai qizhong yi. buyi er fuqie guiyi, wofu fuyun (Lunyu VII:16)
  4. “Harta benda dapat menghias rumah, laku bajik menghias diri; hati yang lapang itu akan membawa tubuh kita sehat. Maka seorang Junzi senantiasa mengimankan tekadnya”​​​​​​​Furun wu, de runshen, xinguang tipan, gu junzi bi cheng qiyi (Daxue VI:4)
  5. “Tamak akan harta benda, hanya tahu isteri dan anak saja dan mengabaikan perawatan orang tua, itu tidak berbakti”​​​​​​​ hao huo cai, si qi zi, bu gu fumu zhi yang, san bu xiao ye (Mengzi IVB:30.3)
  6. “Bila kamu tidak tamak akan harta benda, sekalipun diberi upah tidak akan ada orang yang mau mencuri!”​​​​​​​ Gouzi zhi buyu, shuishang zi buqie(Lunyu XII:19)

     Semoga hal ini akan menjadikan pelajaran pula bagi kita semua untuk selalu mau berbagi dengan orang lain, tidak hanya mementingkan diri sendiri.

“Seorang Junzi mengutamakan kepentingan umum, bukan kelompok; seorang rendah budi mengutamakan kelompok, bukan kepentingan umum. ”Junzi zhou er bubi, xiaoren bu er buzhou  君子周而不比,小人不而不周 (Lunyu II:14).

     Selamat Tahun Baru Kongzili 2576.

Gong He Xin Xi, Wan Shi Ruyi, Shen Ti Jiankang.

恭贺新禧万事如意身体姜康

Shanzai!

 


Jiangdao LAINNYA

Indahnya Berbagi Kebahagiaan

Pengingat Kebajikan: Lupakan Perbedaan, Bersatulah!

Inti Ajaran Kebajikan Confucius/Kongzi/ Kong Qiu

Menjadi Teladan yang Berkebajikan

Terbesar dan Terbaik

Toleransi di Era Digital 

Li Menyangkut Dimensi Ritual dan Etika