Jakarta --- Jumat, 09 Juni 2023 – Kementerian Agama bersama Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) melaksanakan agenda Finalisasi Penerjemahan Kitab Chun Qiu Jing. Acara ini diselenggarakan di Hariston Hotel & Suites, Jakarta Utara.
Kitab Chun Qiu Jing (Kitab Musim Semi dan Gugur) terdiri dari 12 bab yang mana pada tahap finalisasi ini Matakin bekerja sama dengan Pusat Litbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) untuk memfinalkan bab 9-12. Penerjemahan bab 1-8 sudah dilakukan sebelumnya di tahun ini.
Kepala Pusat LKKMO Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Prof. Arskal Salim memberikan apresiasi atas penerjemahan Kitab Chun Qiu Jing yang telah tuntas. Menurut Arskal Salim, Kitab Chun Qiu Jing bisa dijadikan kajian literatur oleh perguruan tinggi keagamaan yang menekuni studi agama-agama. Sehingga keberadaan Kitab Chun Qiu Jing ini dapat bermanfaat dan memberikan dampak baik bagi umat Khonghucu.
"Setelah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, diharapkan bahwa mereka baik penganut agama Khonghucu maupun masyarakat bisa mengaksesnya, bisa memahaminya dengan mudah. Saya juga berharap setelah ini ada sosialisasi ke perguruan tinggi agar kitab ini dijadikan literatur, jadi kajian studi agama," kata Prof. Arskal Salim.
Pada kesempatan itu, Kepala Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu Dr. H. Susari, MA hadir memberikan dukungan dan penghargaan kepada MATAKIN atas pencapaiannya dalam penerjemahan Kitab Chun Qiu Jing dalam bahasa Indoensia. Harapannya dengan telah diterjemahkannya Kitab ini dapat menambah wawasan umat Khonghucu dan semangat dalam berdikari untuk agama Khonghucu sesuai teladan Nabi Kongzi.
Acara ini juga dihadiri oleh Para Xueshi di antaranya: Xs. Tan Im Yang; Xs. Eka Wijaya; Xs. Antonius Ong; dan Xs. Tan Tjoe Seng. Ws. Wawan Wiratma selaku Wakil Ketua MATAKIN mewakili Ketua Umum Xs. Budi S. Tanuwibowo dan acara dibuka oleh Ketua Pelaksana Peter Lesmana didampingi Ws. Sunarta Hidayat selaku Ketua Sekretaris Bidang Kerohanian.
Peter Lesmana menjelaskan penerjemahan Kitab ini sudah finalisasi ke dalam bahasa Indonesia namun secara internal para Xueshi masih perlu mengkaji kembali agar pada saat didistribusikan tidak terjadi kesalahan yang fatal. Sehingga hasil terjemahan ini memiliki nilai keagamaan yang dapat dipertanggungjawabkan.