Hidup adalah Kumpulan dari Penderitaan

Oleh: Donnie Tandian, S. Ak

Pernah merasa hidupmu sangat menderita? Sehari-hari dijalani dengan berat? Penuh rasa kecewa, dikhianati dan kenyataan tidak sesuai dengan harapan? Kenapa rasa sedih lebih sering dirasakan jika dibandingkan dengan rasa bahagia? Mari kita simak.
Hidup adalah sebuah perjalanan yang panjang dan penuh dengan pengalaman. Dalam setiap pengalaman tersebut, ada banyak sekali peristiwa yang dapat terjadi, baik itu menyenangkan maupun menyakitkan. Beberapa orang percaya bahwa hidup adalah kumpulan dari penderitaan. Seakan-akan tak ada yang lebih penting daripada merasakan sakit, kehilangan, atau kekecewaan di dalam hidup.


Pada Kitab suci Zhong Yong Bab Utama Pasal 4 menjelaskan, “Gembira , marah, sedih, senang, sebelum timbul itu dinamai tengah, setelah timbul tetapi masih di dalam batas tengah, dinamai harmonis. Tengah itulah pokok besar daripada dunia, dan keharmonisan itulah cara menempuh jalan suci dunia.”


Nabi Kongzi telah mengajarkan secara turun-temurun bahwa tiap-tiap manusia di fitrahkan dengan perasaan yang sama, bisa merasakan rasa bahagia dan rasa sedih. Namun, tidak jarang dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai manusia lebih sering merasakan rasa sedih. Menurut Vinicius de Moraes (penyair Brazil), kebagiaan adalah “bulu yang melayang di udara. Ia terbang cepat, tapi tidak lama.” Kebahagiaan hanyalah sebuah rekayasa manusia, gagasan abstrak yang tidak nyata dan ada di dalam kehidupan manusia, sehingga manusia tidak bisa merasakan kebahagiaan yang lama dalam hidupnya.


Berbeda dengan kebahagiaan, kesedihan adalah perasaan yang berlangsung lama, berlarut-larut dan sulit sekali di hilangkan. Kenapa? Karena ketidakbahagiaan bersumber dari rancangan biologis alami diri kita; ketidakbahagiaan ada di dalam blueprint kita. Dapat kita buktikan pada kehidupan sehari-hari, misalnya tanpa perlu di ajarkan, seorang bayi pada saat baru dilahirkan langsung dapat menangis.


Lalu bagaimana kita sebagai umat Khonghucu menghadapi kenyataan pahit ini? Terus merasa tertekan dan menyalahkan keadaan? Pasrah dan mengakui telah gagal dalam kehidupan? Saya rasa kurang tepat. Di jelaskan pada ayat di atas, di dalam menjalani kehidupan ini kita harus menyadari sebagai manusia, bahwa kita di Firmankan oleh Tian, Tuhan Yang Maha Esa perasaan gembira , marah, sedih, senang dan kita di ajarkan oleh Nabi Kongzi untuk dapat mengharomiskan perasaan itu dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, dengan mengharmoniskan perasaan tersebut, hidup akan lebih penuh warna dan mudah di jalani.
Semoga melalui tulisan ini, kita dapat menerima kehidupan yang kita punya, menghargai tiap waktu yang diberi, dan terus berbuat baik dalam keadaan apapun. Shanzai.


Jiangdao LAINNYA

Inti Ajaran Kebajikan Confucius/Kongzi/ Kong Qiu

Menjadi Teladan yang Berkebajikan

Terbesar dan Terbaik

Toleransi di Era Digital 

Li Menyangkut Dimensi Ritual dan Etika 

Tahapan Iman Khonghucu 

Hidup adalah Kumpulan dari Penderitaan