Berkah di Jalan Tian

Js Jenny Sudjiono (Rohaniwan Khonghucu)

Salam Kebajikan, Wei De Dong Tian. Setiap orang pasti ingin hidupnya diberkati. Di saat berdoa, banyak permohonan yang kita panjatkan. Pada intinya di dalam memanjatkan doa, kita ingin permohonan dikabulkan.

Pernahkah kita merasa doanya tidak terjawab, padahal tiap hari, pagi dan malam, terus dipanjatkan? Atau pernahkah kita merasa percuma tiap hari berdoa karenq Tian tidak mendengarkannya? Apakah Tian pilih kasih dalam memberi berkah kepada umatNya?

Dalam kitab Sabda Suci jilid I: 4 dijelaskan: Cingcu berkata, “Tiap hari aku memeriksa diri dalam tiga hal: Sebagai manusia adakah aku berlaku tidak Satya? Bergaul dengan kawan dan sahabat adakah aku berlaku tidak dapat dipercaya? Dan adakah ajaran Guru yang tidak kulatih?”

Bila doa-doa kita belum terjawab, sudahkah kita memeriksa di dalam diri. Seperti pada ayat di atas, sebagai manusia adakah aku berlaku tidak Satya? Saya akan memberikan beberapa contoh yang menyebabkan berkah kita jadi terhambat. Bukan karena Tian tidak mendengar doa, tetapi karena kesalahan kita sendirilah sehingga berkah iu tidak turun.

Mari kita lihat pada lingkungan terkecil di dalam keluarga. Bila kita berkedudukan sebagai anak, apakah kita sudah menjadi anak yang berbakti, baik sebelum atau sesudah berumah tangga. Apakah kita selalu memperhatikan orangtua kita, baik sebagai anak atau sebagai menantu. Tentu kita pernah mendengar kata bijak, 'bila kita tidak berbakti pada kedua orangtua percuma menyembah Tuhan'. Bila kita selalu membahagiakan orangtua atau menomersatukan orangtua pasti berkah akan selalu mengalir dalam hidup kita.

Berkah itu bukan berarti kita mengharapkan warisan dari orangtua, tetapi segala urusan atau persoalan hidup kita semua akan dimudahkan, termasuk rezeki yang berkah dan mengalir dengan lancar.

Sebagai suami atau istri, apakah kita sudah mendoakan apa yang sudah dilakukan oleh pasangan kita. Misalnya, sebagai suami apakah kita sudah mendokan istri kita, sebagai ibu dari anak-anak agar diberi kekuatan dan kesehatan dalam mengurus anak-anak dan rumah tangga, bersikap lembut dan hangat.

Sebaliknya sebagai istri, apakah kita sudah bersyukur atas rezeki yang sudah diterima dari suami, tidak banyak menuntut yang tidak sesuai dengan kemampuan suami sehingga suami dapat bekerja dengan tenang dan tidak melakukan tindakan yang menyimpang karena banyaknya tuntutan dari istri lalu menggunakan uang perusahaan.

Demikian pula jika menjadi pedagang, kita pasti ingin usahanya ramai, dapat banyak keuntungan. Apakah kita sudah berlaku jujur dalam berbisnis. Seperti yang tertulis pada ayat di atas: “Bergaul dengan kawan dan sahabat adakah aku berlaku tidak dapat dipercaya.”

Sudahkah kita dalam berbisnis sudah berlaku jujur terhadap konsumen atau supplier kita? Apakah barang- barang yang kita jual dari sumber yang benar. Karena hanya ingin mengejar keuntungan yang besar, kadang kita membeli dari hasil curian sehingga mendapat harga yang murah. Kita tidak jujur dalam melayani pembeli atau kita mencuri berat dari timbangan atau mencampur barang asli dan yang palsu. Pada intinya banyak tipu muslihat yang kita lakukan dalam mencari keuntungan.

Seperti yang tertulis dalam kitab Sabda Suci IV:12, Nabi bersabda: “Seorang yang hanya mengejar keuntungan saja, niscaya banyak yang menyesalkan.” Di dalam ayat ini, kita diingatkan kalau mau bekerja harus dengan cara yang baik, jangan memakai cara-cara kotor yang pada akhirnya berakibat nama kita akan tercemar dan usaha kita terancam bangkrut. Bila kita bekerja dengan jujur dan berhubungan dengan orang jujur pula, maka usaha kita akan langgeng dan lancar.

Contoh lain sebagai Rohaniwan. Apakah Tian akan mengabulkan semua doa seorang Rohaniwan? Hidupnya selalu diberkahi? Belum tentu.

Bila kita sebagai Rohaniwan yang tidak tulus dalam menjalankan tugas kita, hidup kita juga tidak terberkahi. Misal dalam memberikan pelayanan kepada umat, kita pilih kasih. Bila dari keluarga berada, tanpa diminta kita mau memberi pelayanan. Sebaliknya bila dari keluarga yang kurang mampu, kita pura-pura tidak tahu. Jika begitu, berkah Tian juga tidak akan turun. 

Demikian juga jika kita sebagai umat, harus mau membantu kegiatan di tempat ibadah, ringan tangan tanpa pilih-pilih pekerjaan, segala pekerjaan dilakukan dengan ketulusan hati.

Bila kita ingin hidup di Jalan Tian, segala apa yang kita lakukan harus penuh cinta kasih dan ketulusan. Apapun kedudukan dan profesi kita, kita jalani dengan penuh tanggungjawab, baik dipertanggung jawabkan kepada Tian atau kepada sesama.

Bila bekerja juga harus dengan hati jangan hanya mengejar keuntungan semata. Tian akan memberikan berkahNya sesuai dengan apa yang kita butuhkan, apa yang terbaik untuk kita.

Kita pun harus menerima apa yang sudah menjadi bagian kita, tanpa harus menggerutu ataupun merasa Tian tidak adil terhadap kita. Jalani hidup ini dengan selalu bersyukur. Lakukan yang terbaik selagi Tian memberi kesempatan kepada kita untuk berbuat baik. Dengan sendirinya tanpa kita minta Tian akan memenuhi dan menyediakan apa yang kita butuhkan.

Semoga kita semua dapat menjadi insan yang selalu hidup di jalan Tian.

 

Js Jenny Sudjiono (Rohaniwan Khonghucu)


Jiangdao LAINNYA

Inti Ajaran Kebaikan Confucius/Kongzi/ Kong Qiu

Menjadi Teladan yang Berkebajikan

Terbesar dan Terbaik

Toleransi di Era Digital 

Li Menyangkut Dimensi Ritual dan Etika 

Tahapan Iman Khonghucu 

Hidup adalah Kumpulan dari Penderitaan